Banjir email yang menjanjikan publikasi cepat, konferensi bergengsi, dan pengakuan profesional tidak ada habisnya. Bahkan peneliti kawakan pun dibombardir dengan undangan untuk mengirimkan karya ke jurnal yang mengutamakan keuntungan daripada ketelitian. Ini bukan masalah pinggiran; ini adalah masalah sistemik yang mengancam integritas literatur ilmiah, khususnya di bidang seperti onkologi.
Skala Masalah
Sebuah studi baru-baru ini dari Northwestern University mengungkapkan tren yang meresahkan: prevalensi makalah ilmiah palsu meningkat dua kali lipat hanya dalam waktu 18 bulan, dibandingkan dengan 15 tahun untuk penelitian yang sah. Para peneliti memperkirakan bahwa setidaknya 400.000 makalah yang diterbitkan antara tahun 2000 dan 2022 dicurigai, banyak di antaranya berasal dari “pabrik kertas” yang memproduksi secara massal data yang dipalsukan atau dimanipulasi. Penelitian kanker sangat rentan, karena kemudahan memanipulasi angka dan gambar menjadikannya target utama penipuan.
Mengapa Ini Penting
Penyebaran ilmu pengetahuan palsu mempunyai konsekuensi nyata, terutama bagi pasien. Internet telah mendemokratisasi akses terhadap informasi, namun juga mengaburkan batas antara pengobatan berbasis bukti dan klaim pseudoscientific. Pasien semakin beralih ke penelitian online, seringkali tidak dapat membedakan antara sumber yang kredibel dan publikasi predator.
Perspektif Pasien
Banyak pasien yang “melakukan penelitian sendiri” datang dengan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam, mendorong dokter untuk berpikir kritis dan meningkatkan perawatan. Namun ada juga yang menjadi korban pengobatan yang belum terbukti, seperti diet alkaline atau pengobatan kunyit, sehingga menunda atau mengabaikan pengobatan yang efektif. Pasien-pasien ini seringkali membutuhkan perawatan yang lebih intensif dan mahal, yang merupakan beban yang ditanggung oleh pembayar pajak.
Peran AI dan Penerbitan Predator
Kecerdasan buatan telah menurunkan hambatan masuk bagi publikasi palsu, sehingga memudahkan pembuatan makalah palsu dan menyebarkannya secara online. Jurnal predator memprioritaskan keuntungan daripada kontrol kualitas, menerima kiriman dengan pengawasan minimal. Bahkan publikasi bergengsi pun tidak kebal terhadap skandal pencabutan, yang menyoroti sifat sistemik dari masalah tersebut.
Apa yang Dapat Dilakukan?
Mengatasi krisis ini memerlukan pendekatan multi-cabang:
- Peningkatan Pendanaan: Mendukung lembaga penelitian yang sah dan jurnal peer-review.
- Kewaspadaan: Memperkuat langkah-langkah pengendalian kualitas di dalam penerbit.
- Kesadaran Masyarakat: Mendidik masyarakat tentang skala penipuan dalam literatur ilmiah.
Intinya
Melakukan penelitian sendiri pada dasarnya tidak buruk. Namun, di mana Anda melakukan penelitian tersebut—dan siapa yang Anda percayai—lebih penting daripada yang Anda pikirkan. Integritas ilmu kedokteran bergantung padanya












































